TIPS

Pentingnya Koperasi untuk Pengelolaan Produk Pertanian

Terahkir di update: > 3 bulan yang lalu | dilihat 421 kali | likes | 0 Balasan


Masalah pangan dunia semakin hari kian mengkhawatirkan. Pertumbuhan populasi yang cepat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan dunia. Indonesia negara agraris yang sampai saat ini lebih dari 60% penduduknya bermatapencaharian petani belum memiliki pengaruh apapun di mata dunia.

Kesejahteraan petani dalam negeri yang tetap rendah, impor beras dari waktu ke waktu semakin bertambah. beberapa permasalahan klasik yang sering dialami oleh petani dalam negeri adalah tidak sepadannya biaya produksi yang mereka keluarkan dengan hasil panen yang mereka dapatkan.

Rendahnya nilai jual dari produk mereka ke tengkulak sudah biasa terjadi di lingkungan bisnis pertanian. Banyak tengkulak nakal yang memainkan harga melalui pembelian hasil panen dari petani dengan harga rendah.

Akibatnya tidak sedikit petani yang merugi karena biaya untuk balik modal saja susah didapatkannya. Pada artikel kali ini akan membahas bagaimana cara untuk menyelamatkan keadaan petani dalam memanage produk pertaniannya.

Badan usaha yang telah berdiri puluhan tahun silam di Indonesia yang memiliki azas kekeluargaan dan dipercaya sebagai badan usaha yang memiliki prinsip untuk kesejahteraan anggotanya, ya namanya koperasi. Koperasi di Indonesia memiliki banyak macamnya.

Mulai dari koperasi simpan pinjam, koperasi pegawai, sampai koperasi unit produksi. Nah pada kesempatan kali ini akan dijelaskan apa sih pentingnya koperasi untuk pengelolaan produk pertanian. Berangkat dari permasalahan petani menghadapi kenakalan tengkulak yang rawan ketika panen tiba, untuk bergabung dalam lembaga koperasi merupakan pilihan yang tepat.

Dengan membentuk koperasi yang beranggotakan petani dalam jumlah besar minimal dua puluh orang, hal ini akan menimbulkan bargaining position yang bagus bagi para petani tersebut. Keuntungan pertama yang bisa dirasakan setelah membentuk koperasi, mereka tidak akan menjual produk panen mereka secara individu, tetapi dijual dalam bentuk kolektif.

Karena dijual dalam bentuk kolektif, jumlahnya pasti tergolong besar. Nah disinilah petani yang bergabung menjadi satu koperasi akan bertindak sebagai price maker, bukan sebagai price taker.

Keuntungan yang kedua, koperasi yang beranggotakan petani tersebut dapat memutus rantai pemasaran. Mereka tidak perlu lagi menjual kepada tengkulak, mereka bisa menjual langsung ke pedagang besar maupun perusahaan.

Dengan cara ini bukan tidak mungkin harga yang mereka dapatkan dari penjualan akan lebih besar dan lebih tinggi daripada dijual ke tengkulak pada umumnya. Melangkah ke fase yang lebih maju lagi, daripada langsung menjual dalam bentuk mentah atau fresh product, dengan adanya koperasi inilah para petani bisa memberi nilai tambah pada produk pertanian mereka.

Seperti contoh, penjualan tidak lagi dalam bentuk gabah, tetapi sudah digiling, dan dikemas sedemikian rupa di koperasi sehingga dijual dalam bentuk beras. Harga jual per kg untuk gabah sekitar Rp 3700, tetapi jika dalam bentuk beras, harga jual bisa mencapai Rp 8000.

Dengan merubah bentuk dengan memproduksi ke bentuk produk turunannya secara otomatis dapat menaikkan nilai jual produk pertanian tersebut. Benefit lain yang didapatkan jika bergabung dalam badan usaha koperasi adalah dapat menjadi platform bagi pemerintah ketika akan menyalurkan bantuan input produksi pertanian.

Input produksi pertanian bisa dalam bentuk bibit, pupuk bersubsidi, maupun alat-alat produksi seperti traktor maupun alat penggilingan padi. Karena ternyata beberapa waktu ini pemerintah menyalurkan bantuan kepada kelompok tani dan alhasil banyak yang tidak tersalurkan dengan merata kepada petani seluruhnya.

Jika dikelola oleh satu badan yang resmi bisa dipastikan pengelolaan dan penyaluran bantuan dari pemerintah tepat sasaran dan berdampak positif bagi aktivitas pertanian masyarakat. Untuk membentuk koperasi memang tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Masing-masing anggota dan pengurus harus benar-benar mengetahui secara jelas mengenai seluk beluk dan cara kerja koperasi. Karena banyak kasus yang terjadi yaitu koperasi yang berhenti di tengah jalan alias berhenti beroperasi karena banyak timbul masalah yang diakibatkan kurangnya pemahaman anggota sekaligus pengurus mengenai bagaimana seharusnya menjalankan roda usaha yang berbasis koperasi.

Peminjaman modal diperuntukkan kepada petani yang memang memiliki kesusahan dalam bidang financial merupakan tanggung jawab koperasi petani . Dan ternyata banyak di beberapa pelosok wilayah Indonesia , masyarakat yang berprofesi sebagai petani mengaku sangat terbantu dalam urusan modal karena adanya koperasi petani yang berdiri di wilayah mereka.


Share thread ini

0 Balasan

Kembali ke atas